|
|
|
|
Bagi kita, kalau kita bisa memahami apa kesempatan itu; kalau kita bisa memahami apa maknanya. Dan dengan takzim, mendekati - dengan bebas, dengan keinginan menjadi bebas.
|
Mungkin dalam kehidupan ini, mudah saja untuk membiarkan diri sendiri tersiksa. Dan tidak hanya mudah saja untuk membiarkan diri sendiri tersiksa, disiksa, tapi juga benar-benar terbiasa dengan siksaan itu. Dan tidak hanya mudah saja untuk terbiasa dengannya, tapi benar-benar mulai menerimanya sebagai kenyataan hidup. Begitu banyak orang, ketika sesuatu tidak berjalan benar: "ya begitulah hidup". |
Dan aku harus selalu memberitahu mereka, itu tidak betul, itu bukan hidup.
|
Dan dari perasaan yang paling dalam bangkitlah dan terimalah realitas ITU, bukan realitas siksaan, kepedihan dan penderitaan. Karena kelembutan ciptaan ini tidak membuktikan hal itu (realitas siksaan –ed.). Semerbak wangi bunga, semburat warna matahari terbit, kelap-kelip bintang, cahaya rembulan, keindahan birunya langit tidak membuktikan - bukanlah lambang kepedihan dan penderitaan. |
|
|
Bukan
yang lain-lainnya, bukan yang lain-lainnya yang kamu ketahui akan berguna
bagimu. Dan apa yang kau ketahui tentang kesederhanaan itu, tentang keindahan
itu, tentang keheningan itu, tentang kepercayaan itu, tidak hanya akan
menolongmu setiap hari dalam hidupmu, setiap saat dalam hidupmu - tapi
bahkan pada saat yang terakhir dalam hidup ini. |
|
Dan itu, adalah pencapaian tujuan seumur hidup. |